Proses Kerja Pesawat Tv
Bagaimanakah Televisi Bekerja?
Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera.
Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.
PRINSIP KERJA TELEVISI
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.Selain gambar, juga membawa suara ?Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.Saluran dan Standar Pemancar TelevisiKelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.JENIS-JENIS SISTEM TELEVISISistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:NTSC (National Television System Committee)PAL (Phases Alternating Line)SECAM (Sequential Couleur a Memorie)PALBNTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.
BAGIAN-BAGIAN TELEVISI
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
Rangkaian Penala (tuner)Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.
Rangkaian Detektor VideoRangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat VideoRangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.
Rangkaian Defleksi SinkronisasiRangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
Rangkaian AudioSuara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
JENIS-JENIS LAYAR TELEVISI
I. Tipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)
Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.
II.Tipe Layar Televisi PlasmaDalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.
Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosforKemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.
Dikutip dari :www.google.co.id
Standart TV dunia Dan HDTV
HDTV
Digital Studio College kembali mengadakan open seminar tentang High Definition TV pada hari .Open Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Digital Studio dengan Pioneer. Pembicara seminar dari pihak Pineer, yaitu Bpk. Wira Sutedja, beliau adalah General Manager Car Audio Division)Tim dari Pioneer dalam acara ini mendisplaykan 2 buah unit TV Plasma HDTV dan TV Plasma non HDTV serta 1 unit audio system surround.Di awal presentasi dimulai dengan sedikit permainan yang cukup memutar otak dan menguji daya nalar kita. Setelah itu acara dilanjutkan dengan presentasi mengenai teknologi HDTV saat ini. Ada 2 buah unit TV Plasma dengan teknologi yang berbeda (HDTV dan non HDTV), setiap peserta diberikan isian form untuk membandingkan 2 teknologi tersebut, Dalam tiap isian, peserta ditayangkan beberapa shot kamera, dan peserta diminta untuk mengisi form mengenai perbandingan teknologi tersebut.Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV) adalah standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.
Sumber Hiburan TelevisiBUKANKAH televisi merupakan salah satu sumber hiburan yang paling populer, karena bisa setiap hari disaksikan tanpa harus merogoh kantung? Sumber hiburan yang gampang ini sebenarnya juga telah berkembang sedemikian rupa, termasuk mereka yang harus berlangganan secara khusus.
Bahkan pada saluran tertentu pemirsa sudah diharuskan membayar setiap acara tertentu yang bisa dinikmati setiap saat. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi pergi ke tempat penyewaan atau membeli disk VCD atau DVD, maupun ke gedung bioskop, tetapi bisa menikmati film yang diingini.
Dalam perkembangannya yang sangat baru bagi Indonesia, selain stasiun pemancar televisi, juga sudah berkembang sumber seperti tayangan dari satelit dan televisi kabel. Hanya karena monopoli pemerintah menyebabkan kedua alternatif terakhir itu kurang berkembang maksimal, apalagi setelah krisis ekonomi mendera masyarakat Indonesia.
Sebagai sumber hiburan, mereka juga sudah mulai mengacu pada kualitas, termasuk layanan kualitas dalam tata suara. Paling tidak dari kelima stasiun televisi swasta yang sudah eksis sekarang, sebagian besar sudah mengadopsi sistem stereo, apakah Nicam atau Sweiton.
Fasilitas ini bisa dirasakan terutama saat pemutaran film-film atau pertunjukan musik yang terekam paling tidak secara stereo. Jika sebuah televisi (ataupun sistem penerima tertentu) memiliki fasilitas dekoder stereo di atas, maka output audionya bisa disalurkan ke sebuah a/v receiver/amplifier atau input audio sistem suara mini compo.
Paling tidak dengan tata suara dolby pro logic sudah cukup memberikan nuansa bioskop, apalagi kalau sistem itu dilengkapi dengan subwoofer akan memberikan deru yang menggetarkan. Hal serupa juga dilakukan pada sistem tayangan, baik melalui satelit maupun kabel, dan hal ini juga sangat tergantung kepada bandwidth yang disediakan.
***
SELURUH fasilitas yang akan meningkatkan kualitas ini sangat mustahil dihadirkan tanpa menggunakan teknologi digital. Seperti pada tayangan melalui satelit, sistem digital bukan hanya akan menghemat pemakaian transponder, tetapi juga bisa membawa data tata suara dan juga pengembangan televisi interaktif.
Seperti pada satelit siaran langsung Cakrawarta yang dikelola Indovision, pengiriman sinyal secara digital juga akan memperbaiki kualitas gambar, selain suara sebening suara musik CD. Sedangkan televisi kabel seperti K@belvision membutuhkan teknologi digital untuk mengirimkan informasi melalui saluran serat optik.
Teknologi digital memungkinkan televisi melalui satelit maupun kabel bersaing dengan televisi konvensional yang dipancarkan melalui antena. Katakanlah seperti di AS, hampir 70 persen rumah di negeri itu memiliki saluran televisi kabel, sementara jaringan televisi kabel terus bertambah, meskipun hal ini bisa terjadi karena adanya infrastruktur yang bagus.
Kecenderungan baru yang muncul sekarang ini adalah Net TV, yaitu semacam tayangan televisi yang disebarkan melalui jaringan Internet. Para penjelajah Internet bisa menjadi sasaran dan jelas pangsa pasarnya mengglobal, sementara untuk mendirikan sebuah "stasiun televisi Internet" ini lebih murah.
Perkembangan infrastruktur Internet yang mengarah ke saluran broadband, saluran berkecepatan tinggi ini merangsang bermunculannya banyak situs televisi interaktif. Net TV sendiri merupakan evolusi dari resolusi tinggi dan video berkecepatan tinggi yang tersedia di jaringan Internet.
Sementara dunia televisi konvensional juga terus mengalami perubahan dengan memanfaatkan teknologi digital. Bahkan Amerika juga secara bertahap akan menghapuskan siaran televisi konvensional yang bekerja secara analog, dan tahun 2006 seluruh stasiun terestrial (permukaan bumi) itu sudah harus bekerja secara digital.
***
GELOMBANG digitalisasi dunia pertelevisian di AS ini bagaimanapun akan berdampak secara global. Paling tidak para produsen perangkat elektronik yang berkaitan dengan televisi juga akan menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia.
Siaran yang dipancarkan secara digital bagaimanapun harus ditangkap pesawat televisi yang sudah memiliki sistem penerima digital, atau dengan kata lain televisi konvensional yang ada saat ini tidak bisa menerima. Meskipun perusahaan-perusahaan elektronik dengan sukarela akan menciptakan alat untuk mengkonversi transmisi digital ke televisi konvensional yang bersifat analog.
Apa yang dilakukan stasiun televisi swasta dengan sistem digital masih dalam cara pengiriman melalui satelit, alasan utama adalah untuk menghemat biaya. Setelah sebelumnya dipancarkan melalui Satelit Palapa, sekarang dipindahkan ke Satelit Cakrawarta yang digital, dan ini pun sudah menimbulkan banyak keluhan karena pemirsa yang selama ini menyaksikan melalui antena parabola harus mengganti antenanya.
Dari segi teknis sistem digital akan banyak memiliki keuntungan, bukan hanya akan menyempurnakan kualitas gambar saja, tetapi juga kualitas suara. Dengan digital memungkinkan pengiriman informasi tata suara yang lebih lengkap, meskipun untuk hiburan televisi lebih cenderung memikirkan masalah kualitas gambar.
Maka tidaklah mengherankan apabila upaya digitalisasi yang berkaitan dengan tayangan gambar mengalami perjuangan yang sangat alot. Seperti halnya persaingan seperti pengembangan sistem Beta dan VHS, dolby digital dan DTS, maka kurang lebih juga ada persaingan itu dalam format tayangan digital.
Katakanlah untuk membentuk gambar pada layar televisi bisa dilakukan secara interlace (bolak-balik) atau format progresif (telusur searah). Selain itu juga jumlah garis penyusun gambar secara horizontal pada permukaan layar yang banyak menimbulkan pertentangan.
Menyangkut kualitas gambar, paling tidak ada dua kategori, yaitu kualitas standar atau SDTV (standard definition TV) dan kualitas tinggi atau HDTV (high definision TV). Tentu saja masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, stasion televisi HDTV membutuhkan lebar bidang frekuensi lebih besar dan akibatnya juga biaya lebih besar pula.
Kualitas HDTV ini memang sangat mengagumkan, kerapatan gambarnya hampir dua kali lipat sistem televisi PAL yang digunakan di Indonesia. Kalau HDTV memiliki resolusi 1.080i garis telusur interlace atau paling tidak 720p garis telusur progresif. Sementara seperti DVD (disk video digital) yang gambarnya sudah mengagumkan ternyata hanya mampu mengeluarkan resolusi 480p.
Pada dasarnya setiap stasiun televisi bebas mentransmisikan sinyal-sinyal digitalnya sepanjang mereka tidak melewati bandwidth (lebar bidang frekuensi) selebar 6 MHz dan kecepatan transmisi (19,3 megabit per detik), yang sudah dialokasikan. Satu saluran HDTV memakan lebar frekuensi sekitar tiga sampai lima saluran SDTV.
Akibatnya untuk siaran HDTV, satu saluran 6 MHz hanya bisa menggunakan saluran tunggal. Sedangkan untuk SDTV bisa beberapa saluran, hanya memang kualitas gambarnya tidak sebagus HDTV.
Demikian halnya juga berlaku bagi satelit, transmisi sinyal HDTV membutuhkan bidang frekuensi lebar yang akan memakan banyak tempat dalam sebuah transponder. Sehingga perusahaan satelit harus mengorbankan banyak saluran yang ada jika ingin secara penuh memberikan layanan HDTV. Bisa dibayangkan, sebuah satelit digital yang biasanya mampu menyiarkan 200 saluran, sekarang tinggal 100 saluran saja jika hanya digunakan untuk HDTV. (awe)
STANDART TV DUNIA
MOBILE TV
Standar DVB-SH Untuk Siaran Satellite dan Terrestrial
Untuk menyelenggarakan penyiaran TV Mobil (mobile television) dan pelayanan multimedia melalui satelit dan terrestrial diperlukan standar tersendiri, misalnya standar DVB-SH yang berada dalam lingkup Proyek DVB. Standar DVB-SH dimaksud telah disahkan oleh Dewan Pengarah (Steering Board) dari Proyek DVB (The Digital Video Broadcasting Project) (Geneva, dvb.org / 14 Februari 2007).
Sebagaimana diketahui bahwa Proyek DVB merupakan konsorsium industri yang terdiri dari lebih dari 260 usaha penyiaran, produsen peralatan, operator jaringan, pengembang software, badan pembuat kebiajakan (pengaturan) dan lain-lain yang mencakup lebih 30 negara, bertugas merancang standar internasional (the global standard) untuk penyiaran televisi digital dan pelayanan data secara global.
Standar DVB-SH dirancang untuk menyiarkan siaran televisi dan data melalui satelit.dalam bentuk (format) yang disebut sebagai protokol internet (Internet Protokol) ke telepon genggam (Handphones) dan perangkat penerima bergerak lainnya. Penyiaran melalui satelit menjamin jangkauan siaran yang luas, namun untuk daerah-daerah seperti di pedesaan yang mungkin tidak dapat menerima siaran satelit secara langsung (tidak berada pada line of sight), dapat dipancarteruskan (digunakan) melalui pemancar terrestrial.
Sistem DVB-SH dirancang menggunakan frekuensi dibawah 3 GHz, pada S Band, yang merupakan penyempurnaan atau pengembangan dari Standar DVB-H yaitu standar transmisi terrestrial untuk pesawat penerima bergerak.
Dengan demikian DVB-SH merupakan perluasan atau peningkatan ruang lingkup standar DVB dalam area televisi digital sebagaimana dikatakan oleh Mac Avock (DVB Project): “At a time when frequency availability is at a premium, it’s important to ensure that those wishing to deploy mobile TV in the S-Band can benefit from DVB’s proven record in producing successful open standards.”.
Selanjutnya spesifikasi DVB-SH akan diumumkan secara luas dan distandarisasikan secara formal pada The European Telecommunications Standard Institut (ETSI).
Televisi Vietnam
Televisi Vietnam (VTC Mobile TV) telah memulai siaran untuk pesawat penerima bergerak (Mobile TV) sejak Desember tahun lalu.
Dikutip dari : www.google.co.id
Proses Alir Kerja Pemancar TV
ALIR KERJA PEMANCAR TV
Pemancar televisi UHV dan VHF
A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar
Gain dan sistem antena pemancar
Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
Frequency saluran yang digunakan
Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima
Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi :
Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)
Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB
Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB
Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB
Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB
Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB
B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.
C. Gain Antena
Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.
D. Path Loss (redaman Ruang)
Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :
A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)
E. Kebutuhan Daya Pancar
Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.
Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan
Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
Gant = Gain antena = 10dB
Po = power output pemancar
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db
Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW
Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db
Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW
Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle
Ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
Gant = Gain antena = 10dB
Po = Power output pemancar
Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :
1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW
2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.
F. Biaya Investasi
Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. G. Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.
PENGGUNAAN PEMANCAR VHF OLEH TVRI
Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yang dianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensi tersebut telah diatur sebagai berikut :
VHF band I : saluran 2 dan 3VHF band III : saluran 4 s/d 11VHF band IV : saluran 21 s/d 37VHF band V : saluran 38 s/d 70
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannya satelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekwensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :
Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.
Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.
Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.
TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.
Saturday, July 26, 2008
Posted by muhibah1mm2 at 12:06 AM 0 comments
Friday, July 25, 2008
TUGAS TELEVISI (PAK MOKO)
Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube).
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu, sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Seadanya disini, mungkin tidak seperti yang kita bayangkan, namun pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inci saja, sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana. Sistem yang lebih unggul akan mematikan lawannya.
Tahun 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya, pada masa itu, semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam tata warna hitam putih.
Sampai akhirnya Vladimir orykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
TELEVISI DIGITAL
2008 dan seterusnya, menyusul perkembangan televisi digital di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan sistem penyiaran Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV yang menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.Latar belakang pengembangan televisi digital:-Perubahan lingkungan eksternal-Pasar TV analog yang sudah jenuh-Komplain adanya noise, ghost dll-Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel (Cable Television)Perkembangan teknologi :-Teknologi pemrosesan sinyal digital (Digital Signal Processor)-Teknologi transmisi digital-Teknologi semikonduktor-Teknologi peralatan display yang beresolusi tingggiKeunggulan televisi digital :-High Definition. 5~6 kali lebih halus dibanding televisi analog-Finest sound. Kemampuan mereproduksi suara seperti sumber aslinya-Multifunction. Memberi kemampuan untuk merekam dan mengedit siaran-Multichannel (satu saluran dapat diisi lebih dari 5 program yang berbeda)
Inilah mereka para pelopornya:
Paul Nipkow [1860-1940], Berlin-Jerman
John Logie Baird [1888-1946], Scotland-Inggris
Charles Francis Jenkins [1867- 1934], Amerika Serikat
Vladimir Kosmo Zworykin [1889-1982], Rusia. Setelah revolusi Bolshevik, bermigrasi ke Amerika tahun 1919.
Philo T. Farnsworth [1906-1971], Amerika Serikat
David Sarnoff [1891-1971], Amerika Serikat. Mulai terkenal 1912 ketika bekerja sebagai operator telegram pada Marconi Company of America yang menerima data penumpang yang lolos dari maut saat tenggelamnya Titanic.
Posted by muhibah1mm2 at 12:43 AM 0 comments
Wednesday, June 4, 2008
LabeL Film
Label film adalah Penamaan atau simbol dari suatu film
Pengertian indie label sering ditolakbelakangkan dengan major label. Di Amerika, grup indie memang lahir dari perlawanan terhadap perusahaan rekaman yang masuk dalam kategori besar atau major, semisal Sony BMG, Paramount, ABC, dan lain-lain. Dengan kata lain, indie adalah melawan arus besar. Tapi pengertian indie juga digunakan oleh orang-orang film. Yang tidak terdengar menggunakan istilah indie adalah seni teater, sastra, tari, seni rupa. Musik dan film memang lebih dekat dengan industri, dalam pengertian mendikte secara ekonomi, snobistik dan epigonistik. Dilihat dari sisi ini, indie mengandung pengertian independensi atau tidak mau didikte oleh selera pasar.
Posted by muhibah1mm2 at 9:15 PM 0 comments
Menyimpan Magazin Dengan Film
. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkanbahwa magazin tahan terhadap sinar danmasih dapat dioperasikan sebelum disimpan.
. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.
. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahansinar dan bahwa pencampuran sisi film dapatdikenali di tas atau ruang anti cahaya.
. Identifikasi stok dan nomer kelompok filmdengan benar sebelum diikat dan disimpan.
. Penggunaan tanda ujung selama pengambilangambar untuk menghindari tindakan berakibatsia-sia.
. Perhatikan sumber, baca dan pahami bukupanduan dan melakukan penjilidan bilamanaperlu.
. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkankerugian terhadap kondisi cuaca, bahayalingkungan dan prosedur penanganan yangbenar.
. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluanpersyaratan pembuatan film.
. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dandilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.
. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumencermat dan dapat dibaca.
Memasang magazin Pada Kamera
. Bersihkan kamera untuk memastikan kamerabebas debu, pasir dan benda asing lainnya danperiksa semua fungsi dapat dioperasikansebelum menampilkan film.
. Simpan magazin yang sudah dipasang padakamera yang diperlukan.
. Pemasangan kamera dengan memberi perhatianpada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungandan prosedur penanganan untuk menghindarikerugian selama pengikatan.
. Koordinasi terus menerus dengan personil yangrelevan dan pahami dan pastikan persyaratanfilm selama pembuatan film.
Melepas film dari Magazin
. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.
. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untukpenyimpanan digudang dan transportasi filmyang ditayangkan.
. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film,dengan memberi pertimbangan pada kerugianakibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedurpenanganan yang benar untuk menghindarikerusakan selama pengoperasian.
. Penggunaan isolatip pada kaleng film denganaman untuk melindungi dari cahaya.
. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.
Posted by muhibah1mm2 at 12:11 AM 0 comments
Monday, June 2, 2008
MENYIMPAN MAGAZINE DENGAN FILM
Magazine adalah tempat untuk menyimpan film.Prinsipnya mengambil tugas darkroom.Film aman di dalamnya.Magazine memasok dan menyimpan film setelah di cahayai.
Posted by muhibah1mm2 at 11:10 PM 0 comments
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengisi dan memelihara batery selama pembuatan film
1.1. Dipastikan bahwa sumber tenaga cukup dan tersedia.
1.2. Alat pengisi dipastikan sesuai dengan batery yang digunakan.
1.3. Pengisian batery dengan aman menurut rekomendasi perusahaan.
1.4. Batery yang sudah diisi dipelihara untuk memenuhi syarat pengambilan gambar.
1.5. Pemberian label batery menurut setatusnya.
02 Mengkoordinasikan stok film dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan film
2.1. Koordinasi dengan personil yang terkait.
2.2. Kepastian jadwal pembuatan film dan rasiopersonil yang relevan.
2.3. Pemilihan stok film yang benar dan peralata lain untuk meyakinkan bahwa stok ada dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jadwal produksi.
2.4. Kelengkapan stok yang diperlukan dan yakinkan adanya waktu pengambilan film.
2.5. Kepastian stok film dan nomer golongan ‘batch’ cocok dengan persyaratan.
2.6. Pencatatan dengan cermat pencampuran kelompok dan jumlah strip.
2.7. Penyimpanan dan pengepakan stok film untuk
menghindari kerusakan dan lindungi terhadap bahaya lingkungan.
2.8. Labelisasi kaleng film dengan cermat. Page 2
2.9. Pemantauan stok mengenai tanggal kedaluwarsanya.
2.10. Dokumentasi catatan stok dengan cermat dan dapat dibaca.
2.11. Pelengkapan lembar laporan kamera dengan cermat, terbaca dan sesuai dengan skedul.
2.12. Dokumentasi dan pengelompokkan stok yang digunakan selama produksi.
2.13. Pemantauan stok dan pemberitahuan pada personil yang relevan untuk meyakinkanbahwa
stok masih tersedia cukup selama produksi.
03 Menyimpan magazin
dengan film
3.1. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkan bahwa magazin tahan terhadap sinar dan masih dapat dioperasikan sebelum disimpan.
3.2. Pembersihan magazin film dan dipastikan magazin bersih sebelum disimpan.
3.3. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahan sinar dan bahwa pencampuran sisi film dapatdikenali di tas atau ruang anti cahaya.
3.4. Identifikasi stok dan nomer kelompok film dengan benar sebelum diikat dan disimpan.
3.5. Penggunaan tanda ujung selama pengambilan gambar untuk menghindari tindakan berakibat
sia-sia.
3.6. Perhatikan sumber, baca dan pahami buku panduan dan melakukan penjilidan bilamana
perlu.
3.7. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkankerugian terhadap kondisi cuaca, bahaya
lingkungan dan prosedur penanganan yang benar.
3.8. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluan persyaratan pembuatan film.
3.9. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dan dilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.
3.10. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumen
cermat dan dapat dibaca. Page 3
04 Memasang magazin pada kamera
4.1. Bersihkan kamera untuk memastikan kamera bebas debu, pasir dan benda asing lainnya dan periksa semua fungsi dapat dioperasikansebelum menampilkan film.
4.2. Simpan magazin yang sudah dipasang padakamera yang diperlukan.
4.3. Pemasangan kamera dengan memberi perhatianpada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungandan prosedur penanganan untuk menghindari
kerugian selama pengikatan.
4.4. Koordinasi terus menerus dengan personil yang relevan dan pahami dan pastikan persyaratan
film selama pembuatan film.
05 Melepas film dari magazin
5.1. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.
5.2. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untuk penyimpanan digudang dan transportasi film
yang ditayangkan.
5.3. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film, dengan memberi pertimbangan pada kerugian
akibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedur penanganan yang benar untuk menghindari kerusakan selama pengoperasian.
5.4. Penggunaan isolatip pada kaleng film dengan aman untuk melindungi dari cahaya.
5.5. Pembersihan magazin film dan dipastikan magazin bersih sebelum disimpan.
06 Menyiapkan dan mengirim film sebelum proses
6.1. Koordinasi dengan personil terkait dan pastikan persyaratan alur waktu selama proses dan pengembalian film.
6.2. Pencatatan kelompok film dan jumlah strip.
6.3. Penggabungan dengan jelas dan cermat laporan dan dokumen khususnya laporan film gambar.
6.4. Pengiriman film ke lab yang masih dalam batas tanggal untuk segera diproses.
6.5. Pemberian instruksi pemrosesan dengan jelas pada lab untuk meyakinkan bahwa proses
dilakukan menurut batas tanggal perusahaan.
6.6. Kepastian dan pertimbangan kemampuan lab untuk memenuhi batas tanggal jadwal produksi.
6.7. Informasi kepada personil yang relevan tentang harapan terhadap film yang diproses sesuai
dengan urutan waktu.
BATASAN VARIABEL
1. Lingkungan dimana multi kamera televisi digunakan meliputi:
1.1. Pada lokasi - interior
1.2. Pada lokasi - eksterior
1.3. Pada siang hari
1.4. Pada malam hari
2. Pengambilan gambar meliputi:
2.1. Penggunaan kamera tunggal
2.2. Penggunaan kamera multi
3. Jenis - jenis produksi meliputi:
3.1. Feature film
3.2. Dokumentasi
3.3. Film pendek
3.4. Produksi beranimasi
3.5. Iklan
3.6. Peristiwa atau kemampuan yang difilmkan
4. Jenis-jenis film meliputi:
4.1. Warna
4.2. Stok film
4.3. Hitam putih
4.4. Stok mundur
5. Persyaratan penyimpanan meliputi:
5.1. Ruang Gelap
5.2. Tas Pengganti
6. Dokumentasi meliputi:
6.1. Permintaan stok
6.2. Laporan stok
6.3. Laporan Kesalahan
6.4. Label kaleng film
6.5.Label magazin film
6.6. Instruksi proses lab
6.7. Jadwal produksi
6.8. Laporan klise gambar
7. Laporan dapat :
7.1. Dibuat dengan komputer
7.2. Ditulis tangan
8. Pengetesan kamera meliputi :
8.1. Pengecekan panjang tempat ukuran
8.2. Jalur film dan akurasi pengikatan
8.3. Pelurusan ikatan
8.4. Perputaran lambat dan perputaran cepat
9. Personel yang terkait meliputi:
9.1. Supervisor
9.2. Kepala bagian
9.3. Pengarah fotografi
9.4. Sutradara
9.5. Operator kamera Page 6
9.6. Penarik fokus
9.7. Pengarah teknik
9.8. Staf teknik lain
9.9. Staf spesialis lain
9.10. Staf lab
PANDUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang
Penilaian harus meliputi bukti pengetahuan utama dan keterampilan dalam
bidang-bidang berikut:
1.1. Jenis film dan karakternya – hitam dan putih/ warna, kepekaan cahaya,
misalnya kecepatan dan ruang gerak, persyaratan temperatur.
1.2. Perbedaan format film dan kegunaannya.
1.3. Prinsip penanganan film dan penyimpanannya.
1.4. Prosedur pengendalian stok, khususnya berkaitan dengan jenis-jenis
barang yang mudah rusak.
1.5. Efek cahaya pada film yang tidak ditayangkan dan yang ditayangkan.
1.6. Ragam peralatan kamera.
1.7. Kompatibilitas jenis film pada peralatan kamera.
1.8. Pengertian prinsip fotografi secara luas seperti penayangan, hubungan
tonal, sumber cahaya, keseimbangan dan warna temperatur dan
kompensasi.
1.9. Pengertian proses pengoperasian lab secara luas.
1.10. Prinsip pengaturan waktu dan koordinasi fungsi pekerjaan pada skedul
kerja yang ketat.
2. Konteks penilaian
2.1. Penilaian dapat terjadi pada pekerjaan, diluar pekerjaan atau campuran
keduanya. Tetapi, penilaian pada unit ini akan sangat efektif dilakukan
pada pekerjaan sebab adanya persyaratan lingkungan kerja yang
spesifik.
2.2.
Penilaian diluar kerja harus dilakukan pada lingkungan kerja yang
mendekati tempat kerja yang disimulasikan mendekati tempat kerja. Page 7
2.3. Metode penilaian harus meliputi pengamatan kemampuan selama
praktek demo. Pengamatan langsung memerlukan kejadian lebih dari
satu untuk menetapkan konsistensi kemampuan. Serangkaian metode
untuk mengakses penerapan pengetahuan pendukung utama harus
menyokong dan mungkin meliputi :
2.3.1. Contoh kerja atau kegiatan kerja yang disimulasikan
2.3.2. Pertanyaan lesan/wawancara
2.3.3. Proyek/laporan/buku catatan kemajuan
2.3.4. Laporan pihak ketiga dan prestasi otentik sebelumnya
2.3.5. Bukti penilaian
3. Aspek penting penilaian
Karena persyaratan utama dalam koordinasi stok video adalah koordinasi
dokumen, penilaian seharusnya memberi perhatian pada produksi serangkaian
dokumen yang relevan yang meliputi :
3.1. Pemberian label kaleng film yang ditayangkan Stok rekaman
3.2. laporan klise gambar
3.3. Catatan manajemen produksi
3.4. Catatan stok
4. Kaitan dengan unit-unit lainnya
4.1 Keterkaitan unit kompetensi untuk penilaian akan bervariasi dengan
project atau scenario tertentu. Unit ini penting untuk suatu range
pelayanan teknologi Informasi dan oleh karena ituu harus dinilai secara
keseluruhan dengan unit technical/support.
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini
perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra-kejuruan umum,
institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan
serangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bias terhadap sektor
tertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektor
tertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar dapat memenuhi
kebutuhan sektor tersebut.
Posted by muhibah1mm2 at 10:00 PM 0 comments
Thursday, May 29, 2008
TUGAS MULTIMEDIA
1. Menu yang ada dalam Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:
a. BASIC – Date/time => off
D/T
Date
b. ADVANCE – Blank Search
Rec SPEED => LP/SP
Rec STDBY
Rec DATA
REPEAT PLAY
c. SETUP – 12 BIT Audio => ST1
ST2
Audio Out => Stereo
L
R
Display – On
Off
Remot – Off
VCR1
VCR2
LCD Set – Yes
No
d. LANGUAGE – ENGLISH CHINA
JEPANG ARAB
IRAN ESPAÑOL
2. Langkah membersihkan head Kamera Panasonic MD 10000 :
a. Sediakan kaset mini DV cleaner terlebih dahulu.
b. Masukkan kaset tersebut ke kamera yang ingin dibersihkan.
c. Terlebih dahulu direwind, setelah itu diplay.
d. Tunggu sampai selesai.
e. Setelah selesai keluarkan kaset.
f. Kamera siap digunakan kembali.
3. Zoom yang ada dalam Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:
- 500 X digital ZOOM
- 10 X optical ZOOM
4. Ada 7 konektor yang bisa terhubung dengan Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:
- Port DV
- Port Audio – Video: - Video
- Audio - L
- R
- Port S Video
- Port Speaker: - Input
- Output
5. Langkah memasukkan kaset Mmini DV yang benar adalah:
a. Untuk membuka tempat kaset tekan dan dorong tombol yang terdapat pada atas tempat kaset tersebut.
b. Setelah tempat kaset terbuka, masukkan kaset dengan posisi lubang kaset menghadap ke dalam dan tanda panah yang berada di kaset menghadap ke bawah (↓).
c. Setelah itu tekan push yang berada di tempat kaset, kemudian tunggu sampai tempat kaset turun dan bunyinya berhenti.
d. Tutup pintu tempat kaset yang paling luar.
e. Dengan kaset yang sudah berada di dalamnya, maka kamera siap di gunakan untuk mengambil gambar.
Posted by muhibah1mm2 at 9:52 PM 0 comments
Friday, April 4, 2008
LOE TW GA SEECHHHHHHH........!!!!
1Mm2 2h ankx 5nk rame,berisik klo ga pljRn...(ce'ile?!...kLo gi pljRn j9 ramE...!!!)
Janjix sich mw berubah,,tp......nyatanya....ga' 2h!!Bukanx ga' biza BeruBah,tp siKonx ja y9 ga' biza D'ajK komProMi...(May Be yes May Be No!).
BanyaK y9 biLang kLo Qt aLwayz nGLanggaR pratuRan.Hari jum'aT pakE Kaoz KkI PUtih Lah,,!!PAke kErudunG gA' BnR Lah,,!!Klo d'biLangin Malah "NGUJA" !!(KarepE priwE janEhhh?!!!)....
Tp Loe tW ga' sechhhh....D'balik smua kesEmRawuTan MM,seEnggaKx ank2 Mm2 2H dH nyoba bwT bruBah.Sy9x,ga' ad y9 nRima pruBaHan dr Qt.So,,Qt jd balik lg ky semuLa...!!
Posted by muhibah1mm2 at 10:30 PM 0 comments
Sunday, March 23, 2008
Camera AngLe
1.Bird Eye View
Adalah merekam gambar dari sudut atas ibyek sehingga obyek terlihat dari bagian atas.
2.Frog Eye Level
Kebalikan dari high angle/BEV yaitu mengambil gambar dari sudut bawah
3.Eye Level/profil Shot
Adalah standar pengambilan gambar dengan ketinggian relatif sedang.Artinya kamera memiliki ketinggian yang hampir sama dgn obyek
4.Artificial shot
AS dimaksudkan utk memperindah shot,shg lbh bernuansa seni.AS biasanya digunakan utk mengambil suasana alam terbuka.Pemberian aksen dedaunan atau rumput di depan lensa mengesankan gambar terlihat dinamis.
5.Back Light Shot
Adalah pengambilan gambar yang dilakukan dgn posisi kamera berhadapan secara frontal dgn sumber cahaya di depannya.Shg memungkinkan terekamnya Siluet Talent.
Posted by muhibah1mm2 at 6:40 PM 0 comments
Type Of Shout
*ECU(Extreme Close Up)
Teknik pengambilan gambar dg framing lebih memusat pada objek/bagian tubuh yg mendukung informasi dalam alur cerita.
*CU(Close Up)
Adalah pengambilan gambar,dimana kamera berada dekat dgn subyek shingga gambar yang di hasilkan memenuhi "FRAME".
*MCU(Medium Close Up)
Adalah pengambilan gambar dengan komposisi Framing subyek lebih jauh dari close up,tetapi lebih dekat dari medium shot.
*MS(Medium Shot)
MS merupakan teknik merekam gambar kurang lebih setengah badan.Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan detail subyek & memberi ruang pandang.
*FS(Full Shot)
FS memungkinkan pengambilan gambar dilakukan pada subyek secara utuh dari kepala hingga kaki.
*MLS(Medium Long Shot)
Framing kamera dgn mengikutsertakan setting sbg pendukung suasana.
*LS(Long Shot)
LS merupakan shot dengan ukuran framing yg memiliki ruang pandang lebih lebar dari MLS.
*ELS(Extreme Long Shot)
Pengambilan gambar shg artis/subyek hampir tidak terlihat.Disini setting ruang sangat berperan,dimaksudkan untuk mempertegas/membantu imaginasi ruang cerita.
Posted by muhibah1mm2 at 6:05 PM 0 comments
Tuesday, March 11, 2008
Tuesday, March 4, 2008
Jenis-jenis produksi Film
1.Feature Film adalah rangkaian tayangan visual yang mengambarkan bagian dari naskah atau film.
2.Dokumenter adalah film yang menyajikan cerita nyata,dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya.Juga sebuah gaya dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera,sound dan lokasi.
3.Produksi animasi adalah bagian yang memiliki tugas membuat,mengolah dan memperbanyak animasi (gambar bergerak 2D/3D).
4.Komersial (iklan) adalah film yang diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi,baik tentang produk maupun layanan masyarakat.
5.Peristiwa atau penampilan yang difilmkan adalah ---
6.Video Musik adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi.
7.Segala jenis produksi televisi,seperti musik,drama,komedi,variety show,olahraga adalah ---
8.Produksi televisi langsung,tunda,atau ulang adalah bagian yang mengolah produk film yang akan ditayangkan di televisi baik secara langsung,tunda maupun ulang.
9.Film pendek adalah film yang berdurasi kurang dari 60 menit.
Posted by muhibah1mm2 at 11:18 PM 0 comments
Thursday, February 21, 2008
Tugas Pak Moko 2
Digital camera battery for Panasonic (100% OEM Compatible)
Mini DV Digital Palmcorder� and AG-DVC15, NVDA1B, NV-DS12B, NV-DS15, NV-DS150B, NVDS3, NVDS33, NV-DS55, NV-DS77B, NV-DS8, NV-DS99, NV-EX1B, NV-EX3, PV-BP8, PV-DV100, PV-DV100K, PV-DV200, PV-DV200K, PV-DV400, PV-DV400K, PV-DV600, PV-DV600K, PV-DV700, PV-DV710, PV-DV800, PV-DV800K and PV-DVP8-A series
Lithium-Ion, Part No. CGR-D120.
7.2 Volts 850 mAh
Posted by muhibah1mm2 at 9:25 PM 0 comments
Saturday, February 16, 2008
Kamera video
Menggunakan CMOS sensor terkini, Sanyo Xacti HD100 dapat merekam full 1920x1080 (1080i) HD video dengan kecepatan 60fps. Di design untuk merekam warna-warni secara natural namun tetap kaya warna. CMOS sensor HD1000 mempunyai kemampuan untuk menangkap gambar obyek yang bergerak cepat. Rekaman video HD1000 disimpan dalam bentuk MPEG-4 AVC/H.264, yang memberikan hasil yang jelas & mendetil namun tetap dalam kompresi file yang kecil.Fitur-fitur:- 10x Optical HD lens- 4MP Still Foto- 2.7-in Widescreen display- HDMI output- SD or SDHC memory card capable- Image stabilizationHarga resmi Datascript: Rp. 8,3jt.
Nama : Muhibah isda festiani
No abs: 22
Di kutip dari:www.kamera-digital.com
Posted by muhibah1mm2 at 10:03 PM 0 comments